Alarm Penundaan Pilkada dari Bukittinggi dan Kekhawatiran Menguatnya Oligarki dan Dinasti Politik dalam Pilkada Serentak 2020 di Saat Covid-19
Alarm Penundaan Pilkada dari Bukittinggi dan Kekhawatiran Menguatnya Oligarki dan Dinasti Politik dalam Pilkada Serentak 2020 di Saat Covid-19 Oleh: Riyan Permana Putra, S.H., M.H. (Ketua Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia Kota Bukittinggi) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 tetap digelar sesuai tahapan, meski desakan penundaan dari berbagai elemen masyarakat terus menguat. Tingginya penambahan kasus Covid-19 sebulan terakhir ini menjadi alasan untuk menunda pilkada. Pemerintah, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), dan penyelenggara pemilu sepakat lebih mengetatkan protokol kesehatan pada setiap tahapan pemilu, untuk mencegah penyebaran Covid-19. Melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), KPU (Komisi Pemilihan Umum) juga mengubah cara-cara kampanye dengan pengetatan protokol kesehatan. Padahal dari 270 Pilkada serentak yang digelar 9 Desember tahun ini, ada 45 wilayah masuk dalam kategori zona merah. Informasi ini disampaikan juru bicara pemerintah un...