Inovasi Museum Era Milenial sebagai Penggerak Kemajuan Pariwisata dan Ekonomi Masyarakat Bukittinggi
Inovasi Museum Era Milenial sebagai Penggerak Kemajuan Pariwisata dan Ekonomi Masyarakat Bukittinggi
Oleh: Riyan Permana Putra, S.H.,M.H. (Ketua Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia Kota Bukittinggi, Kasubid Pemetaan Masalah Pokdar Kamtibmas Kota Bukittinggi, & Wakil Sekretaris Laskar Merah Putih Markas Cabang Kota Bukittinggi)
Setelah kita mampir ke museum kelahiran Bung Hatta setidaknya kita dapat mendengar kembali proklamator berbicara pada kita bahwa kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain. Pesan ini sangat mendalam dan sangat berguna pada saat covid-19 di mana setiap masyarakat terdampak resesi ekonomi, dan perlu merawat solidaritas sesama warga negara.
Dan kita masih menemukan pemikiran era dulu yang masih bernuansa kolonial dalam menyikapi keberadaan museum di Kota Bung Hatta. Di mana museum masih dianggap sebagai wunderkammer, tempat penyimpanan bagi segala macam benda yang dianggap menakjubkan dan eksotis. Berbagai barang koleksi ditampilkan hanya untuk memukau siapa pun yang melihatnya. Di Bukittinggi janganlah sampai museum fungsinya hanya berhenti sebagai gudang penyimpanan belaka. Atau malah lebih parah lagi di mana sang pengelola justru menempatkan sumber daya manusia yang bukan pada tempatnya untuk tugas-tugas krusial di museum.
Anggapan ini tentu telah ketinggalan zaman, karna di era milenial ini perkembangan terkait permuseuman di dunia telah pesat. Kita berharap walikota dan wakil kota Bukittinggi terpilih menjadikan museum tidak saja sebagai ruang tempat melestarikan kebudayaan dan edukasi tetapi sekaligus sebagai ruang rekreasi yang menyenangkan (edutaimen). Museum seharusnya merupakan ruang ide dan kreatifitas, tempat belajar, dan tempat untuk berekspetasi dan merenung. Dengan ke museum kita kembali menghidupkan memori kolektif, memperkuat solidaritas, dan mewujudkannya dalam semangat gotong.
Penting museum bagi Bukittinggi, jika kita merunut sejarah kota ini tak hanya tempat kelahiran Bung Hatta, tetapi juga menjadi ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Selain itu museum juga berperan terutama dalam upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan, terlebih dengan lahirnya Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Peran museum bisa sebagai pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan Kebudayaan. Museum bagi Bukittinggi ini juga dapat menopang ekonomi masyarakat kota yang sangat mengharapkan kemajuan pariwisata bersanding dengan kemajuan perdagangan dan jasa. Serta menambah pundi-pundi APBD daerah jika dikelola secara serius dan kekinian.
Keberadaan museum harus terus mendapatkan sentuhan inovasi dari pemimpin kota. Apalagi Bukittinggi yang merupakan bagian dari negara kesatuan ini termasuk kota yang majemuk, yang dibentuk oleh perjalanan sejarah yang panjang. Keragaman adalah kenyataan bagi masyarakat yang hidup di belasan ribu pulau, terdiri atas lebih dari seribu kelompok etnik, yang berbicara dalam ratusan bahasa. Semua itu, buktinya bisa kita temukan di dalam museum. Dengan ke museum kita dapat merawat semangat persatuan Bhineka Tunggal Ika harus selalu dirawat salah satunya dengan memanfaatkan edukasi melalui museum.(*)
#AyoKeMuseum #BungHatta #BungHattaMuda
Komentar
Posting Komentar